Diskusi Emansipasi Wanita Bersama Ketua TP‑PKK Lampung dan Pramuka SMA Al‑Kautsar

Bandar Lampung– Pada hari Kamis (26 Juni 2025), Pramuka SMA Al-Kautsar mengundang Purnama Wulan Sari Mirza Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Provinsi Lampung, untuk menyampaikan wawasan dalam acara Diskusi Manajemen 2025 .

Wulan, yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Lampung menegaskan bahwa peran perempuan sangat penting dalam pembangunan provinsi Ia menyatakan, “Kontribusi dan peran wanita sangat diperlukan bagi pembangunan Lampung; melalui pemberdayaan dan emansipasi hak-hak perempuan, kesetaraan gender harus menjadi program utama yang diupayakan.”

Tiga Elemen Penting untuk Pembangunan

Wulan menjabarkan tiga pilar yang harus dimiliki oleh generasi muda, khususnya anggota pramuka:

Pramuka sebagai Tempat Belajar Kepemimpinan

Ketua TP-PKK menekankan pentingnya Pramuka dalam menumbuhkan nilai-nilai kedisiplinan, gotong-royong, edukasi, dan kepemimpinan . Ia mengapresiasi program Scoutpreneur 2025 yang mendorong siswa untuk mengembangkan usaha kreatif. Salah satu produk unggulannya adalah gantungan kunci yang telah dipasarkan luas, menunjukkan suksesnya integrasi pendidikan official dengan kewirausahaan.

“Kami berharap kegiatan ini dapat menumbuhkan kesadaran generasi muda, khususnya perempuan, akan pentingnya kesetaraan gender, pemberdayaan, dan emansipasi wanita,” ujarnya.

Harapan dan Aspirasi Pramuka

Perwakilan Pramuka SMA Al-Kautsar– Muhammad Abdullah Azzam, Ghaziah Nabila Fairuz, Nayaka Parahita Bastari, Siti Fatimah Azzahra, dan Aqilah Althafunisa– menyampaikan aspirasi mereka tentang kesetaraan gender dan menekankan perlunya mempersiapkan diri menghadapi tantangan masa depan. Azzam menambahkan, “Melalui dialog ini, kami mendapatkan wawasan baru tentang cara menjadi SDM yang tangguh dan kompetitif.” SMAS Immanuel Bandar Lampung

Dengan sinergi antara TP-PKK, Dekranasda, dan Pramuka, Wulan menutup pertemuan dengan seruan: “Perempuan tidak hanya penerima, tetapi juga pencipta keputusan dalam proses pengembangan.”

.